Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Tuesday, August 21, 2012

First



     Hari ini adalah hari ke sekian saya liburan semester kuliah, namun tak ada jalan-jalan ke tempat wisata seperti kebanyakan orang. Sebagai seorang yang tiggal di desa plosok saya memang lebih menyukai kehidupan desa yang tenang jauh dari kebisingan orang-orang dan terbiasa menghabiskan waktu dirumah. Meskipun begitu saya tak pernah merasa kesepian karena sahabat-sahabat saya yang sering mengalah ke rumah untuk mengajak saya bermain keluar rumah atau hanya mengobrol melepas rindu setelah sekian hari bahkan bulan tak betemu. 
     Seperti hari ini seorang sahabat lama yang dulu terkenal sering gonta-ganti pacar semasa SMA bersilaturahmi kerumah. Obrolan-obrolan yang terasa begitu klise dia bicarakan dan saya sepertinya memang sudah mempunyai bakat sejak lahir untuk menjadi pendengar setia. Namun pebicaraan klise itu rupanya tak berlangsung lama, setelah sebuah pertanyaan terlontar dari mulutnya yang bagi saya pribadi masih terasa risih untuk mendengarnya apalagi membayangkanya. 
     First Kiss? Kenapa saat pertanyaan itu muncul pikiran saya seakan tak bisa menjawabnya? Apakah ini karena saya yang belum pernah merasakanya? Saya harap tidak, Mungkin masih ada diluar sana sepasang muda-mudi yang berpacaran tanpa berciuman. Hanya sebatas pegangan tangan, chatingan dan tak pernah lebih dari itu. Meski tak memungkiri juga bahwa ciuman seakan sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan. Jauh berbeda rasanya jika dibandingkan saat saya kecil dulu. Pacaran bahkan ciuman seakan menjadi hal yang sangat tabuh. 
     Lalu apakah mereka tak malu melakukanya?  Rasa malu sepertinya sudah kian memudar dari kehidupan kita, jika masih ada rasa malu pastinya hal itu tak akan terjadi. Namun pada kenyataanya hal itu malah seolah menjadi konsumsi publik. Buktinya beberapa ada yang terang-terangan memajang foto mereka saat berciuman di sosial media. Tentunya kitapun tak bisa menjudge seseorang begitu saja. Jadi ingget kata dosen saya yang pernah bilang untuk tidak menjudge orang itu baik atau buruk dengan cepat, Sebab kita tak akan pernah tau pada akhirnya dia akan menjadi apa? Siapa tau di endingnya orang yang kita judge malah menjadi lebih baik dan yang menjudge sekarang malah menjadi......, siapa tau. 
Itukan mereka, lalu kamu? 
Maksudmu? 
Kamu sendiri pernah tidak berciuman? 
Saya sendiri lupa apakah pernah berciuman. 
Lupa beneran atau lupa udah pernah ciuman? 
Iya karena pas pertama saya pacaran itu hanya bertahan beberapa minggu dan terlebih bertepatan dengan bulan Ramadhan. Bulan yang mewajibkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu. Jadi manamungkin kami bisa berciuman. 
Jadi kamu tak pernah merasakan manisnya bibir wanita? 
Pernah, itupun ibu yang waktu kecil setiap kali akan tidur sering menciumku, dia wanita bukan? Yah, kalo itu semua laki-laki juga pernah. 
Lantas ciuman yang seperti apa? 
Ya pokoknya mempertemukan bibirmu dengan bibir wanita pujaanmu? 
Oh....itu sepertinya saya pernah melakukanya sekali. 
Kapan? Dan siapa wanita yang pernah kamu cium? 
Sekarang baru inggat pernah melakukan itu, namanya tri dan saya rasa itu merupakan ciuman pertama bagi saya. 
coba ceritakan padaku? 
    Em....baru ingat rasanya mencium bibir wanita yang saya suka, singkatnya dulu ketika ada rapat pramuka sepulang sekolah di kelas XII IPS 2 saya menuju kelas yang digunakan untuk rapat. Ternyata saya datang terlalu awal dan di dalam kelas baru ada tri. Tanpa memperdulikan tri  saya duduk dibangku paling belakang. Mungkin karena melihat saya duduk sendiri tripun menghampiri dan duduk disebelah saya. 
Awalnya kami hanya ngobrol berkaitan tentang agenda-agenda pramuka kedepan sembari menunggu teman-teman yang lain datang. Tapi..... 
Tapi apa? 
Ditengah obrolan itu tri menatapku tajam dan kami berdua saling bertatapan, tri mendekat dan semakin mendekat, jantung saya berdetak semakin kencang, dan perlahan bibir kami berdua bertemu. Cups.....sejenak saya mematung ragu membalas, saya berusaha untuk tidak berbuat lebih dari itu. Saya sengaja tidak menarik bibir ini terlebih dahulu dan membiarkan tri memainkanya. 
Lalu.....
lalu apa? Kamu kepergok guru? 
Bukan! Saya mendengar seperti ada suara yang memanggil. 
Lho! Ko bisa? Memangnya gimana bunyi suaranya? 
    Bunyinya gini, “zen,,,,Bangun sudah siang!!!” ternyata itu merupakan suara ibu yang membangunkan tidur karena saya susah bangun. 
HAH! Jadi ciumanmu dengan tri itu Cuma mimpi? 
      Allhamdulillahnya itu hanya sebatas mimpi, sebagai laki-laki normal pastinya keinginan itu ada. Hanya saja saya memang belum berpacaran, bukan apa-apa mungkin karena saya masih menyukai kesendirian dan sejujurnya saya masih bingung jikapun pacaran nantinya mau berbuat apa? Jika hanya sebatas pegangan tangan bukankah mending tak usah pacaran sekalian? karena sebagai laki-laki normal pastinya saya inginkan lebih dari itu. Iya karena nafsu, kalo laki-laki ga punya nafsu tak akan ada kamu yang baca tulisan ini. Kata Ust Felix Y Siaw si gitu. 
    Kembali lagi ke masalah ciuman yang membuat kita sebagai generasi yang "peduli" pastinya merasa prihatin. Hal-hal yang bagi generasi 90an masih tabuh namun sekarang kita bisa melihat hal itu sebagai hal biasa. Kalo menurut saya pribadi mungkin karena salah kita juga yang “diam” kita seolah mewajarkan hal yang notabenya sakral jika saya boleh bilang. 
     Atau bisa jadi karena pengaruh film-film luar. Terlepas dari pesan baik yang kadang ada. namun saya mulai berfikir adegan-adegan tanpa sensor ketika menonton film membuat kita jadi seolah terbiasa dengan adegan yang dulunya kita pernah mengangap hal itu sebagai hal yang negatif. Atau mungkin rasa malu itu sudah mulai menghilang, bukan hanya malu kepada sesama manusia namun kepadaNYA yang maha melihat? Ah,,,saya belum pantas sepertinya untuk menuliskan hal itu, namun kalo menuggu saya pantas saya yakin saya tak akan sempat menuliskanya. Hehe.., 
Akhirnya Insya Allah ciuman pertama  ini hanya akan saya berikan untuk istriku kelak.
   Jangan pernah  korbankan masa depan dan agamu! hanya untuk cinta yang semu, berlindunglah kepada Allah dari cinta palsu, hingga perpaling darinya, menipu daya dan melenakan sadarilah wahai kawan. ketahuilah cinta kepada Allah adalah cinta yang hakiki, cinta pada Allah cinta yang sejati. maka bersikanlah dirimu dan gapailah cinta, cinta ilahi.

 nasyid:cinta
Comments
6 Comments

6 komentar:

Unknown said...

hmm.. pacaran kok sudah ciuman.. ckckkc

Unknown said...

hehe, udah tapi cuma mimpi :)
hahaha

Dapah blog said...

Cari pacar dulu gan kalou ingin merasakannya, he he he...

Unknown said...

haha, sayangnya lom dapet-dapet gan :)

ceritanyaagi said...

Tulisannya bagus bikin orang kaget ketika tau bahwa itu cuma mimpi, Alhamdulillaah. Mungkin akan jauh lebih bagus kalau ada tanda kutip "..." untuk kalimat yang sedang berlangsung atau dalam sebuah percakapan..
Wallaahu alam..
:)

Unknown said...

@ Agi Noor Farida wah terimakasih sudah sempatkan membaca :)hehe iya lain kali saya smpatkan :)

ihdizein. Powered by Blogger.