DAKWAH LEWAT DESAIN
“Ah aku belum baik, tak
pantas jika aku berdakwah dan menyampaikan kebaikan kepada orang lain”. Kata itulah
yang sering saya rasakan ketika niat dakwah itu timbul, meski ada benarnya juga
jika kita bercermin terlebih dahulu. Iya bercermin kepada diri kitasendiri
apakah kita sudah pantas ataukah belum. yang jadi pertanyaan kemudian adalah
kapankah kita pantas untuk itu? Rasanya meski diakhir hayatpun kita tak akan
pernah pantas, sebab rasanya diri ini tak akan pernah sempurna untuk menjadi
baik, selalu saja ada celah-celah hitam pada diri ini, seperti kata pepatah
yang mengatakan tak ada gading tak retak.
Jikapun kita menjadi
baik sepertinya itu merupakan persoalan waktu saja, jika waku kita panjang kita
bisa berusaha untuk memperbaiki diri. Namun jika waktu kita habis sebelum kita
berbuat baik? Ah yang terjadi kemudian sepertinya adalah penyesalan kenapa dulu
aku tak berbuat baik, andai saja.......(bla,bla,bla). Penyesalan memang selalu
datang terakhir. Lantas bagaimana? Sepertinya memang benar kata seorang sahabat
yang mengatakan jika kita ingin berbuat baik lakukanlah, sebab jika kita menunggu
diri kita baik mungkin kita tak akan pernah bisa berbuat baik.
Setelah mengimani hal
itu apakah kita masih ragu untuk berdakwah dan menunggu “penyesalan”?
mudah-mudahan tidak. Apalagi untuk
generasi muda ini, pernah dengar kata-kata seperti ini” Indonesia hanya bisa
diselamatkan oleh pemuda yang kreatif”. Nah salah satunya adalah lewat dakwah,
tapi dakwa + kreatif. Sehingga jadilah dakwah kreatif. Untuk definisinya saya
sendiri kurang begitu bisa menjabarkan seperti apa tapi secara ringkas bisa
saya definisikan sebagai penyampaian hal kebaikan kepada diri sendiri maupun
orang lain melalui hal –hal baru. Hal hal baru disini bisa lewat humor, video,
musik dan karena saya mahasiswa DKV jadi saya menggunakan media visual untuk
berdakwah.
Perkembagan dakwah
visual belakangan ini saya rasa cukup pesat. Hal itu bisa dilihat dari
munculnya visual-visual dakwah di berbagai jejaring sosial. Bahkan sudah ada
yang sudah menggadakan pameran. Sebut saja MDC atau muslim designer comunity,
hijabographis, meira arts, setiker dakwah, al fatih studio dan masih banyak yang lainya diluar sana. Hal
ini bisa jadi sebagai respon atas berbagai macam hal negatif yang saat ini
terjadi. Setalah saya amati dakwah visual memang berkembang pesat di
jejaring-jejaring sosial. Hal itu bisa dimaklumi tentunya mengingat saat ini Netizen
atau penduduk dunia maya sangat banyak dan itu menjadi sasaran empuk untuk bisa
berdakwah. Dan yang efektif untuk itu
bisa jadi lewat media visual.
Saya sebenernya mau nomention untuk anggapan bahwa menggambar dalam islam
itu hukumnya haram, namun entah kenapa itu seakan mengganjal dalam banak saya.
Oke meski saat ini saya masih berstatus sebagai mahasiswa DKV semester 5 tapi
Allhamdulillah saya sudah dapet mata kuliah estetika timur. Saya pelajari di
estetika timur selain membahas tentang bagamana itu estetika dan etika namun
juga ada pembahasan yang sangat menarik bagi saya. Yaitu bagaimana tiap-tiap agama
di Dunia punya metodologi dalam berkarya. Contohnya saja orang hindu yang sbelum
mereka berkarya mereka selalu mendahuluinya dengan sembahyang.
Lantas bagaimana dengan
Islam? Mencintai seni jadi tau keindahan dan Allah itu indah, dan dengan perasaan Allah lebih
mudah ditemui. Aku rasa itulah tujuan sebenarnya kenapa kita mempelajari seni,
yaitu untuk mendekatkan diri kepaNYA.
Meski ada beberapa yang keukuh beranggapan mengambar itu haram tapi saya
tak mau berusaha mencoba memaksakan ideologi masing masing. Namun yang saya imani
saat ini adalah ketika saya berkarya PASTI karena atas izin dariNYA dan saya
mencoba untuk berdoa sebelum berkarya agar saya bisa memperoleh ridhoNYA. Jika
kata seorang dosen sketsa namanaya Pa Pur yang pernah mengatakan “Jadikanlah
setiap goresan tinta sebagai Dzikir”. Berangkat dari itu kita memang tak bisa
menjudge haram dan halal atau boleh dan tidak boleh secara datar. Namun ada
berbagai aspek lain yang juga perlu dipirkan. Boleh jadi dulu haram karena
untuk disembah namun jika kita gunakan untuk berjuang dijalaNYA?.
Akhirnya pasokan ide di otak saya mulai
menipis. Yang jelas bisa membuat desain itu adalah sebuah anugrah dan
spantasnya kita mensyukurinya dengan berkarya dijalaNYA, sebab jika kita mati
kita tak akan membawa karya kita tapi paling tidak InsyaAllah pesan serta niat
dalam karya yang kita buat akan menjadi pahala yang tak pernah putus ketika
kita sudah tiada nantinya, Aamiin.
“sebaik-baiknya desain adalah desain yang bermanfaat
untuk orang lain” Ihdizein 2015