Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Monday, April 30, 2012

JANGAN TANYA KENAPA?


       Siang yang terik, panas matahari yang sangat menyengat sampai menusuk ketulangku menemani langkahku menuju rumah setelah tuju jam berada di kelas. Hari ini aku terpaksa pulang jalan kaki tak seperti biasanya karena  motor yang biasa ku tunganggi untuk sekolah mogok di tengah jalan.
hari ini aku melewati jalan pulang yang berbeda dari hari-hariku yang biasanya, hari ini aku melewati depan rumah eka. Rumah yang besar, di depan rumahnya berjejer dua mobil mewah, tingkat pula, lantainya keramik, pastinya nyaman sekali kalo tingal di rumah itu. menurutku memang seperti itulah seharusnya rumah.
wajar saja jika eka tingal di rumah seperti itu, bayangkan saja pekerjaan orang tuanya yang dalam satu bulan bisa merauk puluhan juta rupiah. Padahal kerjanya cuma tingal duduk menungu uang datang. Orang-orang di desaku menamai pekerjaan itu "inves". Jadi tak mengherankan dengan keuntungan yang sebesar itu
orang-orang di desaku tergiur untuk menginves  uang mereka. Ada yang hutang di bank sampai puluhan juta untuk mereka inves karena semakin besar uang yang mereka inves maka semakin besar pula uang yang akan mereka terima tiap bulan.
Tak salah jika desaku jadi salah satu desa terkaya di cilacap karena dalam satu bulanya bisa milyaran uang yang masuk di desaku. Mungkin dari banyak rumah di desaku, rumahkulah yang paling sederhana hanya ada satu kamarmandi, 3 kamar tidur dan satu motor tua untuku berangkat sekolah. Tak seperti rumah-rumah yang lain yang setiap kamarnya ada ACnya, di depan rumahnya pasti ada mobil bukan lagi motor.
          kadang aku merasa iri dengan mereka yang tanpa perlu bekerja keras mereka sudah bisa merauk uang banyak, walaupun entah bagaimana caranya bisa seperti itu.
Kadang hati ini seperti bertanya kepada tuhan, Kenapa engkau memberikan rezeki mereka yang sepertinya tak sebanding dengan kerja keras orang tuaku yang setiap hari mereka harus bercucuran keringat untuk mencari rezekimu tapi hasilnya sangat tak sebanding dengan kerja keras itu. Tapi malah mereka yang hanya duduk mereka bisa membeli apa yang mereka mau.
Aku juga ingin seperti mereka, bukan seperti ini. Aku cuma bisa terus bertanya, Tuhan kenapa?
tapi tuhan tak memberiku jawaban.
              Pernah aku bertanya kepada ibuku saat ibu sedang menghitung lembar demi lembar rupiah hasil jualan hari itu.
                 "Bu, kenapa uangnya nga ibu inves?"
                 "buat apa zen? "
                 "kan bisa cepet kaya bu, kalo di inves"
                 "zen, selagi ibu dan bapamu masih bisa kerja yang halal, ibu akan berusaha penuhi apa yang zen
                   mau, tapi sabarya?"
                 "ya sudah, gapapa kalo begitu bu"
                 "baguslah, syukuri saja apa yang kita punya sekarang. Berdoa dan berusaha jangan lupa juga jaga selalu solatmu, supaya Allah memberikan rezeki yang lebih untuk keluarga kita".
aku menganguk, pelajaran sepeti itu sudah sering kudapatkan setiap kali kajian rohis di mushola sekolah. Tapi entah kenapa ada saja perasaan seperti itu muncul tiba-tiba.
              Aku juga bukan berarti tidak menerima keadaan hidupku. Hanya saja aku merasa seharusnya aku mendapatkan lebih, seharusnya hidupku tidak begini. Sepertinya ada yang salah. Tapi aku juga tidak berhak bertanya kenapa?
                  "semua sudah ada yang mengatur, tawakal sajalah" demikian ibu selalu menasehatiku.
Aku mengucap istighfar,hanya dalam hati, tapi cukup membuatku tenang. suara adzan dzuhur memutus lamunanku. Kulanjutkan perjalananku menuju rumah unruk kemudian bergegas melaksanakan sollat dzhur, dalam solat aku bisa meluapkan segala keluh kesahku dan juga aku bisa berdoa meminta banyak hal kepada kepada Allah. Pernah aku merasa doaku dikabulkan saat keinginanku untuk mempuyai sebuah mobil. ketika ayah menemukan hologram mobil di sebuah kemasan kopi, tapi mungkin mobil itu bukan rezeki kita kata ayah setelah ayah diminta mentransfer sejumlah uang. bisa ditebak itu hanya penipuan karena setelah dikonfirmasi memang pemenag tidak di pungut biaya apapun.
huh,,,,mungkin itu bukan rezeki kami aku hanya bersukur keluarga kami belum mentransfer uang.
kenapa? pertanyaan itu kembali menyeruak dalam pikiranku.walaupun aku sudah sollat duha dan malam bangun untuk melaksanakan solat tahajud. tapi kehidupanku tetap saja seperti ini. bahkan proyek adsens ku juga gagal. padahal rencananya uang dari adsens mau ku pakai untuk beli laptop.sekali lagi aku hanya bisa bertanya kenapa?kenapa saatku berusaha mendekatkan diri kepada Mu dengan melaksanakan segala perintahmu dan menjauhi segala laranganmu tapi doa-doaku tak kunjung terkabul, tapi malah datang cobaan yang lebih.
pertanyaan kenapa dan kenapa sering sekali kutanyakan, tapi tuhan tak juga memberikan jawaban. Sampai suatu hari tuhan memberikanku jawaban pertanyaan saat kehidupan jaka dan tetanga-tetanga di sekitarku ku eluh-eluhkan kemewahan hidup mereka, mobil, rumah, mereka yang ku inginkan mereka jual karena uang inves mereka selama berbulan-bulan tak juga mereka terima. ditambah dengan tagihan dari bank yang membuat rumah mereka disita untuk melunasi hutang mereka pada pihak bank. dalam sekejap semua yang mereka miliki lenyap bagai di telan bumi.
              aku masih bersyukur karena keluargaku tidak ikut inves itu, sehinga walaupun keuargaku tidak sekaya mereka tapi setidaknya aku dan keluargaku masih di beri sehat, kami masih bisa melihat, mendengar, berbicara, tersenyum menikmati anugrah yang Allah berikan.
tanpa kusadari selama ini aku hanya berpikir tentang UUD(ujung-ujungnya duit) dan melupakan sesuatu yang seharusnya ku sukuri tapi seakan terhapus oleh uang. Ku jadi berfikir untuk memasukan lagu iwan fals.
                    Uang adalah bahasa kalbu,
                    santapan rakyat dan wakil rakyat
                    tentu saja tidak semua
                    tapi yang pasti banyak yang suka.
setelah kejadian itu aku jadi membenci keinginanku untuk hidup mewah dari hasil uang inves dan pertanyaan-pertanyaanku tentang kenapa tuhan..? ku juga sadar kalo Tuhan memberikan apa yang ku butuhkan, bukan yang ku inginkan. dan ku harus terus berusaha supaya tuhan berkenan menggabulkan doa-doaku dengan semakin mendekatkan diri kepada NYA.
karena ku yakin tuhan tidak akan menyia-nyiakan doa hambanya yang brusaha untuk menjalankan perintaNYA.AMMIN

             
Comments
0 Comments

0 komentar:

ihdizein. Powered by Blogger.