Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Sunday, May 6, 2012

SEBUAH KISAH KLASIK


     Tahun ini genap dua tahun perjalanan kita, menikmati kisah persahabatan di masa-masa SMA. Perjalanan yang mungkin belum teruji best friend forevernya, walaupun begitu setiap saat bersama kalian dalam suka dan duka selalu akan menjadi pelajaran dan kenanggan, kenangan itu aku coba tuliskan dalam rangkaiankata yang mungkin teramat sangat sederhana. Namun kuharap tulisan ini menjadi tulisan yang akan kita rindukan suatu saat nanti.

       Kisah ini dimulai ketika aku duuduk di bangku kelas satu SMA, masa dimana aku merasa mendapatkan teman-teman yang tak ku temui di sekolahku terdahulu. Disini aku bertemu dengan dua orang kaka kelas dari organisasi rohis di sekolah, pangil saja namanya galih dan wahyu. Tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benakku akan bertemu dengan orang-orang seperti mereka yang mengajariku banyak hal selama aku menggenal mereka. Dimulai dari galih yang bukan singkatan dari gabungan anak liar. Menurut google galih itu artinya anak Laki-Laki di mana nama tersebut berasal dari Jawa dengan pengertian, definisi atau arti nama inti; hati. karena ini nga ada kaitanya dengan nama, jadi kita lupakan saja.Dan kembali pada cerita.
Aku pertama kali mengenalnya waktu kita sama-sama bersaing di lomba desain grafis, waktu itu aku jadi perwakilan kelas satu untuk menggikuti lomba itu. Awalnya sedikit minder karena harus bersama dengan kaka-kaka kelas dua dan tiga yang notabenya mereka lebih senior dari pada aku, mereka juga nga aku kenal sebelumnya. apa lagi waktu itu aku masih jadi anak yang bisa di bilang polos untuk bisa cepat mengenal dengan orang lain. Ku ingat waktu Pak ali (guru pembimbing lomba) menyuruhku untuk memangil galih di kelas untuk persiapan lomba, mungkin akan biasa saja kalo yang lagi ngajar waktu itu Pak Ari, tapi malah Pak fajar yang lagi ngajar bahasa jawa yang sangat memperhatikan ungah-unguh siswa di sekolah sehinga untuk memanggil galih keluar kelas saja mesti harus memperkenalkan diri di depan kelas untuk mengizinkan galih keluar kelas, ngomongnya mesti pake bahasa krama lagi, "duh gusti paringo sabar arep ngundang sing jenengge galih be kaya kiye temen " rintihku dalam hati. Dengan terbata-bata aku terpaksa berbicara bahasa krama untuk minta izin supaya galih bisa keluar kelas.
oh, ternyata anaknya seperti ini, kayanya memang anak pinter yang bisa dilihat dari jidatnya yang lebar. Yang kata orang jidat lebar berarti pemikir walaupun nga ada hubunganya antara jidat dengan kepintaran seseorang tapi nga tau gimana ternyata tebakanku benar galih memang anak piter, walaupun dalam lomba desain kalah tapi dia juara olimpiade, sama sih kaya aku yang juga menjuarai olimpiade, bedanya kalo galih OSN aku OON.Tak apelah yang penting sama-sama olimpiade, YA NGA?
 itulah awal dari perkenalan kami. Awalnya ku pikir pertemanan kami hanya akan berlangsung saat lomba desain saja, tapi ternyata pertemanan kami berlanjut lagi, tak berhenti di situ karena aku ikut organisasi rohis di sekolah dan disana aku bertemu galih lagi, tapi bukan sebagai lawan, melainkan sebagai kawan dalam sebuah organisasi. Disitu galih juga sebagai ketua rohis, buatku dia adalah sosok pemimpin yang tegas, baik, dan berwibawah, bukan berwibawah ketika bawahanya wi......bawa makanan, wi........bawa uang, wi.........bawa jajan dan wibawa lainya seperti wakil rakyat kita yang ada disenayan sana.
dia tidak pernah membeda-badakan angota satu dengan angota lainya, tak ada deferensiasi dibawah pimpinanya, pokoknya horisontal sama rata sama rasa. Mungkin dia adalah sosok leadership yang patut di contoh, walaupun hanya diorganisasi kecil-kecilan di sekolah yang angotanya tak lebih dari sepuluh orang. Walau begitu kami merasa bahwa rohis bukan hanya sebuah organisasi, tapi jauh lebih dari itu rohis telah menjadi rumah buat kami dan kami telah menjadi keluarga dalam rumah itu.
                  Selain menggenal galih aku juga mengenal ka wahyu(teman dekat galih). Dia kaka yang baik, perhatian dan juga sedikit misterius karena wahyu yang jarang sekali bicara, mungkin dia lebih suka bicara dalam hati atau dia orang yang berprinsip sillent is golden? entahlah aku tak tau pastinya mengapa dia seperti itu., awalnya memang sedikit aneh ada anak yang ikut organisasi di sekolah ko malah pendiem, padahal anak yang ikut organisasi identik dengan sifat mereka yang welcome sama orang lain. Berbeda sekali dengan wahyu.
Tapi seiring dengan berjalanya waktu aku mulai terbiasa dengan dengan karakter wahyu yang seperti itu, aku bisa mengerti kenapa dia diam seperti itu tak jauh berbeda denganku yang juga memeliki karakter pendiam, walaupun kadang aku juga memakai topeng untuk menyembunyikan karakterku ini untuk setidaknya menggimbangi dengan sikap wahyu yang lebih sering diam seribu bahasa waktu kami bercengkrama duduk di teras samping mushola bersama galih, didi, faris dan juga teman-teman yang lainya setelah selesai sollat dzuhur berjamaah. Bercerita dan membahas banyak hal, berlatih dan bernyanyi lagu-lagu nasyid bersama, menikmati momen yang tepat untuk sherring hal-hal kecil. Menghabiskan waktu sepulang sekolah sampai matahari tengelam menyudahi perbincangan kita setiap harinya. Masih tergambar jelas alunan takbir idhul adha dimana kita sebagai panitia penyembelihan hewan qurban menginap di mushola, kita melewati malam itu dengan sebuah kopi, berbicara, tertawa, bertingkah semaunya, dan mengumandangkan takbir bersama sampai pagi.
Kita juga suka bernyanyi lagu peterpan-semua tentang kita saat acara Re-or pengurus rohis dimana mas galih dan mas wahyu menyerahkan jabatanya ke adik kelas sebagai tanda tugas mereka dalam rohis telah selesai.
aku jadi berpikir untuk memasukan lagu itu.
Waktu terasa semakin kelabu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati 
 ada cerita tentang aku dan rohis
 dan kita bersama saat dulu kala
ada cerita tentang masa yang indah
saat kita berduka, saat kita tertawa
Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita.
lagu ini menjadi kenanggan saat kita bersama di waktu kita tertawa dan merenung. Juga saat menagis ketika kita mendapatkan kabar kalo ayahhanda dari mas wahyu meningal dunia, karena sakit parah yang dideritanya. Mungkin karena alasan itu kenapa mas wahyu lebih suka diam untuk menyembunyikan tentang ayahnya yang sakit. Walaupun begitu mas wahyu tak menunjukan wajahnya yang layu saat kami menghadiri pemakaman ayahnya.
          aku belajar dari mas wahyu untuk tidak menyerah, sesulit apapun persoalan yang dihadapi, perjuangan berat yang bisa dilalui akan terasa lebih nikmat dan berarti seperti kata temanku " never give up easyly, so you can teste the sweetness of victory".
hingga harus disinilah kita berpisah saat perpisahan sekolah tiba, saat study kalian selama tiga tahun diusaikan untuk kalian melanjutkan jalan hidup ke study yang lebih tingi.
terimaksih, mas wahyu untuk pelajaran hidup yang ku dapatkan, aku belajar banyak dari mas galih dan mas wahyu. terimaksih juga untuk kaka -kaka kelasku yang lain, yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. kalian orang-orang hebat dan orang luar biasa yang pernah aku kenal.
senang bisa mengenal kalian semua :).
jabat tangan ku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita ber-bincang, tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku, usapkan juga air mataku
Kita terharu, seakan tiada bertemu lagi Bersenang-senanglah,
kar’na hari ini akan kita rindukan,
di hari nanti,
sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah,
kar’na waktu ini akan kita banggakan,
di hari tua,
 Sampai jumpa kawanku
S’moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik, untuk masa depan

Bersenang-senanglah,
kar’na hari ini akan kita rindukan,
di hari nanti
Mungkin diriku, masih ingin bersama kalian
Mungkin jiwaku, masih haus sanjungan kalian.
SO7: sebuah kisah klasik
Comments
3 Comments

3 komentar:

Fitri_Fillah said...

sayangnya ngga ada namaku, wkwkwk :D

Anonymous said...

mengharu biru. hehehe
@ifti

Unknown said...

namamu ada, search di blogku love is ribet. :D

ihdizein. Powered by Blogger.