Untuk Seorang Guru
Tulisan ini barang kali lahir spontan saja, tanpa sempat mengalami
penggendapan mendalam. Mungkin ini hanya sekedar refleksi kecil yang
menyeruak minta dituliskan. Mungkin semacam keresahan yang berkecambuk
di dalam pikiran atau kesedihan yang berkumpul di dada selepas
mendengarkan perkataan seorang guru (guru sejarah) tentang alangkah
lucunya negeri ini yang membuatku sebagai orang IND sendiri kecewa,
bukan pada bangsa ini tapi pada orang bangsa sendiri, malah melecehkan
bangsa sendiri yang menganggap IND itu negera yang serba kekurangan
tanpa melihat kelebihanya, melihat hitamnya saja tanpa melihat putihnya.
Tulisan ini mungkin cuma semacam uneg-uneg 2012, hanya
sepotong opini gagap dan begitu gamang atau barang kali sebuah catatan
cukup naif, atau bisa jadi ini hanyalah sebuah catatan sesuatu yang
sesuatu banget.....
Awalnya tulisan ini tidak punya
judul tapi entahlah, kemudian aku berpikir kalau lebih bagus mengenakan
judul padanya. Ada beberapa judul yang sempat terlintas dalam otakku
antara lain, inilah negeri kita, optimistis untuk negeri, ada apa dengan
IND? sampai akhirnya ku memilih judul untuk seorang guru. Ah, mungkin
sebetulnya lebih baik ia tetap tak berjudul atau kalian saja yang
memberinya judul?
UNTUK SEORANG GURU
Suatu hari aku pernah kerumah mu,dibilangan jalan kyai
sayuti. suara ayam berkokok dan anak-anak kecil yang menangis
meraung-raung mewarnai daerah yang lebih mirip desa ini. Jalanya masih
berkerikil, rumah-rumah kecil berderet berhimpitan dengan saluran air
yang agak bau. Pandanganku tertuju pada salah satu rumah 10 x 5 meter
yang berdiri berhimpitan dengan rumah lain disamping kiri dan
kananya.dihalaman rumahnya ada sepeda kumbang tua yang biasa dipakai pak
guru untuk kesekolah, karena belum di plester dengan semen. Dindingnya
sebagian terbuat dari anyaman bambu dan ada jendela kecil dengan stiker
berlambang sekolahku tertempel di sana. banarkah ini rumah Pak Guruku?
sederhana sekali. Sebuah eufemisme untuk mengantikan kata buruk untuk
pemandangan yang sedang ku lihat, ku alihkan pandanganku dan ku lihat
ada gerobak dan becak tersandar di samping rumahmu. Ku bertanya dalam
hati untuk apa benda itu ada disana? ku tanyakan pertanyaan itu pada
anak kecil yang sedang bermain kelereng.
"dik, becak dan gerobak itu milik siapa, kok ada disini? Aku mencoba bertanya padanya.
"itu punya Pak Guru, mas. Becak itu disewakan dan Pak Guru
memang nyambi jadi jualan mie ayam keliling sepulang sekolah.buat
tambah-tambah penghasilan. Ternyata menyedihkan. Pak Guru harus bekerja
membanting tulang untuk menghidupi istri dan ke-4 anaknya. Aku baru
sadar kalau penghasilan guru itu sangat kecil di banding pengorbanan
mereka mencerdaskan anak bangsa. Masih mending kalau jadi guru
matematika atau fisika yang banyak diminta memberi les privat. Nah,kalau
guru sejarah, apa ada yang minta les tambahan?
Sekarang ku mengerti mengapa bapak sering mengeluh tentang bangsa ini,
tapi memang begitulah kenyataanya. walaupun begitu Ada sebuah harapan
yang ku dapat setelah membaca suara merdeka edisi 12/2/11.yang membuatku
menyalahkan apa yang sering pak guru katakan tentang IND.Bangsa ini
bukanlah bangunan rapuh lapuk yang menunggu roboh.bukan pula negeri
berpemimpin awut-awutan tak pecus melayani rakyat. IND bukanlah negara
yang terpenjara kemiskinan dan kebodohan sepanjang zaman.
Beberapa kalimat itu perlu Bapak camkan baik-baik.Optimistis harus
tetap membara.kecintaan dan rasa banga sebagai warga IND harus tetap
membara. Yakin, negara ini mampu bangkit dan melewati segala rintangan.
Tiada sejarah yang ditorehkan secara instan. Ibu pertiwi yang pernah
diperbudak bangsa barat beratus-ratus tahun, akhirnya menyerukan pekikan
keramat merdeka pada 17/8/45. Perjalanan hidup bangsa baru 65 tahun,
secara nalar, jarak waktu itu masih amat jauh di bandingkan waktu di
jajah. Karena itu,bapak harus optimis bahwa berbagai permasalahan bangsa
akan teratasi sedikit demi sedikit.
Perlu proses bagi
IND untuk menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi.Sekarang, IND
sedang berproses. Kita patut bersabar dan berdoa demi kebaikan bangsa,
bukan malah melecehkanya! peran aktif berbagai pihak mutlak perlu demi
kemajuan ibu pertiwi.
Kemiskinan dan kebodohan menjadi
lagu lama permasalahan bangsa. Parahnya perkara itu ikut andil dalam
mencetak mentalisme pengemis yang tak mempedulikan pendidikan. yang
hanya MENJADIKAN BISA, TAPI TIDAK SUKA. jangansalahkan jika yang terjadi
sekarang ini adalah
bisa membaca tapi tidak suka membaca
bisa berpikir tapi tidak suka berpikir
bisa menghitung tapi tidak suka menghitung
bisa menulis tapi tidak suka menulis.
disisi
lain pemimpin negeripun masih jauh dari kata uswatum khasanah. IND
menjadi miskin dan terbelakang ahklak dan moral bangsa pun masih butuh
pembenahan.
namun IND tetaplah tanah air terbaik bagi
kita. semangat nasionalisme terus tetap membara.Bapak mesti optimis IND
akan menjadi lebih baik hari demi hari. IND sekarang ibarat ulat yang
menjijikan atau kepompong yang diam, namun suatu saat akan menjadi
kupu-kupu cantik nan elok. AMMINN