Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Sunday, July 29, 2012

Untuk Seorang Guru


     Tulisan ini barang kali lahir spontan saja, tanpa sempat mengalami penggendapan mendalam. Mungkin ini hanya sekedar refleksi kecil yang menyeruak minta dituliskan. Mungkin semacam keresahan yang berkecambuk di dalam pikiran atau kesedihan yang berkumpul di dada selepas mendengarkan perkataan seorang guru (guru sejarah) tentang alangkah lucunya negeri ini yang membuatku sebagai orang IND sendiri kecewa, bukan pada bangsa ini tapi pada orang bangsa sendiri, malah melecehkan bangsa sendiri yang menganggap IND itu negera yang serba kekurangan tanpa melihat kelebihanya, melihat hitamnya saja tanpa melihat putihnya.

              Tulisan ini mungkin cuma semacam uneg-uneg 2012, hanya sepotong opini gagap dan begitu gamang atau barang kali sebuah catatan cukup naif, atau bisa jadi ini hanyalah sebuah catatan sesuatu yang sesuatu banget.....
               Awalnya tulisan ini tidak punya judul tapi entahlah, kemudian aku berpikir kalau lebih bagus mengenakan judul padanya. Ada beberapa judul yang sempat terlintas dalam otakku antara lain, inilah negeri kita, optimistis untuk negeri, ada apa dengan IND? sampai akhirnya ku memilih judul untuk seorang guru. Ah, mungkin sebetulnya lebih baik ia tetap tak berjudul atau kalian saja yang memberinya judul?
                               UNTUK SEORANG GURU

      Suatu hari aku pernah kerumah mu,dibilangan jalan kyai sayuti. suara ayam berkokok dan anak-anak kecil yang menangis meraung-raung mewarnai daerah yang lebih mirip desa ini. Jalanya masih berkerikil, rumah-rumah kecil berderet berhimpitan dengan saluran air yang agak bau. Pandanganku tertuju pada salah satu rumah 10 x 5 meter yang berdiri berhimpitan dengan rumah lain disamping kiri dan kananya.dihalaman rumahnya ada sepeda kumbang tua yang biasa dipakai pak guru untuk kesekolah, karena belum di plester dengan semen. Dindingnya sebagian terbuat dari anyaman bambu dan ada jendela kecil dengan stiker berlambang sekolahku tertempel di sana. banarkah ini rumah Pak Guruku? sederhana sekali. Sebuah eufemisme untuk mengantikan kata buruk untuk pemandangan yang sedang ku lihat, ku alihkan pandanganku dan ku lihat ada gerobak dan becak tersandar di samping rumahmu. Ku bertanya dalam hati untuk apa benda itu ada disana? ku tanyakan pertanyaan itu pada anak kecil yang sedang bermain kelereng.
             "dik, becak dan gerobak itu milik siapa, kok ada disini? Aku mencoba bertanya padanya.
              "itu punya Pak Guru, mas. Becak itu disewakan dan Pak Guru memang nyambi jadi jualan mie ayam keliling sepulang sekolah.buat tambah-tambah penghasilan. Ternyata menyedihkan. Pak Guru harus bekerja membanting tulang untuk menghidupi istri dan ke-4 anaknya. Aku baru sadar kalau penghasilan guru itu sangat kecil di banding pengorbanan mereka mencerdaskan anak bangsa. Masih mending kalau jadi guru matematika atau fisika yang banyak diminta memberi les privat. Nah,kalau guru sejarah, apa ada  yang minta les tambahan?
           Sekarang ku mengerti mengapa bapak sering mengeluh tentang bangsa ini, tapi memang begitulah kenyataanya. walaupun begitu Ada sebuah harapan yang ku dapat setelah membaca suara merdeka edisi 12/2/11.yang membuatku menyalahkan apa yang sering pak guru katakan tentang IND.Bangsa ini bukanlah bangunan rapuh lapuk yang menunggu roboh.bukan pula negeri berpemimpin awut-awutan tak pecus melayani rakyat. IND bukanlah negara yang terpenjara kemiskinan dan kebodohan sepanjang zaman.
           Beberapa kalimat itu perlu Bapak camkan baik-baik.Optimistis harus tetap membara.kecintaan dan rasa banga sebagai warga IND harus tetap membara. Yakin, negara ini mampu bangkit dan melewati segala rintangan. Tiada sejarah yang ditorehkan secara instan. Ibu pertiwi yang pernah diperbudak bangsa barat beratus-ratus tahun, akhirnya menyerukan pekikan keramat merdeka pada 17/8/45. Perjalanan hidup bangsa baru 65 tahun, secara nalar, jarak waktu itu masih amat jauh di bandingkan waktu di jajah. Karena itu,bapak harus optimis bahwa berbagai permasalahan bangsa akan teratasi sedikit demi sedikit.
           Perlu proses bagi IND untuk menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi.Sekarang, IND sedang berproses. Kita patut bersabar dan berdoa demi kebaikan bangsa, bukan malah melecehkanya! peran aktif berbagai pihak mutlak perlu demi kemajuan ibu pertiwi.
          Kemiskinan dan kebodohan menjadi lagu lama permasalahan bangsa. Parahnya perkara itu ikut andil dalam mencetak mentalisme pengemis yang tak mempedulikan pendidikan. yang hanya MENJADIKAN BISA, TAPI TIDAK SUKA. jangansalahkan jika yang terjadi sekarang ini adalah
      bisa membaca tapi tidak suka membaca
      bisa berpikir tapi tidak suka berpikir
      bisa menghitung tapi tidak suka menghitung
      bisa menulis tapi tidak suka menulis.
disisi lain pemimpin negeripun masih jauh dari kata uswatum khasanah. IND menjadi miskin dan terbelakang ahklak dan moral bangsa pun masih butuh pembenahan.
            namun IND tetaplah tanah air terbaik bagi kita. semangat nasionalisme terus tetap membara.Bapak mesti optimis IND akan menjadi lebih baik hari demi hari. IND sekarang ibarat ulat yang menjijikan atau kepompong yang diam, namun suatu saat akan menjadi kupu-kupu cantik nan elok. AMMINN
Comments
2 Comments

2 komentar:

About Laws said...

bagus gan!!!
memukul sekali untk bertndk

Unknown said...

hehe, makasih gan!

ihdizein. Powered by Blogger.