Hidup Adalah Cerpen
sumber: anggarakasa.com |
Tapi berhubung ini bukan tentang keluargaku, jadi kita stop saja tentang keluargaku yang super ramai, kecuali diriku sendiri yang dilahirkan untuk menjadi pendiam dan penyendiri! padahal bukan pilihanku untuk menjadi seorang yang pendiam, sejujurnya aku ingin sekali jadi anak yang banyak bicara, mudah bergaul, dan bisa diterima sama temen-temen. Kadang karena terlalu pendiam aku sedikit punya temen, bahkan untuk sekedar sharing hal-hal kecil akupun harus memendamnya dalam hati.
Mungkin sudah takdirku untuk hidup dalam kesendirian, kadang aku ingin sekali memprotes tuhan yang menjadikanku selalu dalam kesendirian. Tapi aku pikir bagaimana aku bisa berniat memprotes tuhan? sedangkan untuk memprotes teman-temanku kenapa mereka nggak mau berteman denganku saja aku nggak berani.
Astaghfir Allah, kata itu keluar dari dalam hatiku yang paling dalam cukuplah buatku untuk meredam keluhku ini.
Bisa dibilang jadi pendiam dan penyendiri itu nggak enak, mau kekantin sendiri, mau jalan sendiri, ma nongkrong sendiri, yah aku bisa menerima itu. Yang kurang aku bisa terima adalah saat ada masalah aku nggak tau harus cerita sama siapa?
Alahasil akupun hanya bisa memendam semua itu dalam hati, walaupun rasanya itu pahit, aku tetap berusaha untuk menelanya.
sampai suatu hari saat tanpa sengaja aku menonton acara motivatalk di tv dengan pembicara waktu itu adalah zae hanan seorang perencana mimpi. Acara itulah yang menjadi jalan keluar atas masalahku dalam mengeluarkan segala uneg-uneg yang selama ini terkubur di dalam hati. Waktu itu temanya "hidup adalah cerpen" sebuah tema yang cukup menarik buatku. Masih aku ingat waktu itu kang zae bilang kalo " hidup ini bagaikan cerpen, tapi bukan cerpen tentang orang lain, melainkan cerpen tentang diri kita sendiri dan kita bisa menjadikan dirikita sebagai tokoh utama dalam cerpen kita, kita pun nggak usah bingung soal inspirasi menulis karena pengalaman-pengalaman hidup kita dari mulai hitungan hari, mingu bahkan tahun bisa kita tuliskan dalam sebuah cerpen bertema sedih, ceria, bahagia, mengesankan, dan lain sebagainya, itu semua kita yang menentukan".
Akhirnya aku berpikir utuk melakukan itu walaupun awalnya aku ragu untuk menulis karena aku ini bukan anak sastra ataupun anak jurusan bahasa, melainkan anak kelas tiga SMA yang nyasar di jurusan IPS. Tapi karena aku sudah tak bisa lagi menahan semua emosi yang tertumpuk dalam hati aku tetap bertekat untuk menuliskan semua apa yang aku rasa dari mulai hari-hariku yang keras, kisah cinta yang pedas, perasaanku yang was-was dan gerakku yang terbatas. Tinta yang keluar dari dalam pena saatku menulis berirama dengan apa yang aku rasakan, peralahan-lahan emosiku bisa aku keluarkan saat aku menulis.
ZENPUNYA, sebuah blog pribadi yang aku pilih untuk mempublikasikan tulisan-tulisanku kepada orang lain diluar sana. Awalnya aku engggak berpikir untuk menuliskan sesuatu di blog ini, bahkan zenpunya sendiri adalah hasil dari blog-blogku terdahuluku yang pernah aku buat. Sebelumnya aku pernah membuat blog cerpenzen, cerpena, zentertainment tapi semua blog-blog itu kandas di tengah jalan. Akupun sempat vakum beberapa bulan d dunia blog dan lebih aktif di social network facebook dan twitter karena aku pikir blog itu engak ada gunanya. Tapi setelah aku tau kalo blog itu bisa menjadi perantara Allah untuk memberikan rizkinya padaku akupun mulai tertarik untuk ngeblog lagi dengan membuat ZENPUNYA. dan Allhamdulillah dengan ngeblog aku bisa membuat pekerjaanku sendiri, tidak usah kwatir di PHK, dan yang pasti tidak akan ada orang atau atasan yang menyuruh-nyuruhku. Uang yang aku peroleh dari Allah lewat blogpun insya Allah bisa aku gunakan untuk membantu biaya ke dua orang tuaku untuk pendidikanku saat kuliah nanti.
Blog ini aku isi dengan cerpen-cerpen tentangku dan orang-orang lain disekitarku, disini aku bisa bebas mengeluarkan apa yang selama ini terpendah dalam hati, aku bisa meluapkan segala emosiku, uneg-unegku, rasa cintaku bisa aku tulis semua disini. Walaupun untuk menulisakan semua ini aku terpaksa nggak jajan selama di sekolah untuk membayar paling tidak Rp5.000 sampai Rp7.000 untuk pergi kewarnet selama 2 sampai 3 jam untuk menuliskan tulisan-tulisanku yang malam hari sebelumnya aku begadang sampe larut malam menulis sesuatu di kertas yang nantinya akan aku posting di blog. Wajarlah aku belum punya komputer ataupun laptop.Untungnya ada teman-temanku seperti didi yuliono yang terkadang meminjamkan notbooknya saat aku nggak ada uang untuk pergi kewarnet, Pak rifki yang sering meminjamkan komputer sekolah setelah jam pulang sekolah yang membuatku sering pulang sore bahkan sampai pernah pulang jam delapan malam, teman-temanku seperti ira yang mau berbagi pengalaman hidupnya selama dipondok untuk aku tuliskan, teman-teman dari blogger yang telah mengomentari tulisan-tulisanku dan masih banyak lainya yang mungkin takan bisa aku sebutkan sampai ujung tinta sekalipun. Walaupun banyak perjuangan yang aku lalui ada sebuah kebangaan yang tak bisa diukur lewat materi saat orang lain membaca tulisan-tulisanku, saat melihat pengunjung blogku yang semakin banyak, saat ada yang komentar tentang tulisanku, saat dapat penghasilan dari blog ini.
dan sekarang perlahan-lahan aku sudah bisa bermetamorfosis dari aku yang dulu pendiam dan penyendiri mulai bisa bergaul dengan orang lain.