Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Tuesday, December 10, 2013

Refleksi teknologi



Dewasa ini, teknologi semakin berkembang pesat. Hal itu tentunya semakin memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan. Sayagnya perkembangan teknologi itu tak diimbangi dengan kesadaran manusianya untuk memanfaatkan teknologi tersebut secara arif dan bijaksana. Alahasil kita dapat rasakan perkembangan teknologi yang seharusnya membantu  kita namun perlahan malah “membunuh” kita. Contohnya saja adalah handphon. Sebuah alat telekomunikasi yang diciptakan untuk mempermudah manusia dalam berkomunikasi namun malah barakibat sebaliknya.
Handphon malah seolah memberi jarak untuk kita berkomunikasi dengan orang lain. Contohnya adalah saat kita berkumpul dengan orang lain disekitar kita, entah itu teman, saudara ataupun teman. Kita akan cendrung sibuk dengan handphon kita. Bukan dengan orang-orang yang seharusnya kita dengarkan dan kita perhatikan.
Sedkit menoleh kebelakang saat sebelum teknologi belum semaju  seperti sekarang ini. Dimana percekapan secara langsung  masih menjadi dominasi komunikasi kita sehai-hari. Terasa sebuah keharmonisan dan keakraban yang kita rasakan. Dan lagi saat surat menjadi satu-satunya cara untuk mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain. This is a sweet memories.

Tanpa sadar kita  telah terhipnotis untuk lebih berkomunikasi dengan handphon dari pada berkomuikasi dengan orang lain disekitar kita. Ditambah lagi dengan semakin menjamurnya jejaring sosial di dunia maya. Orang semakin banyak menghabiskan waktu mereka di dunia maya. Padahal dunia maya sifatnya hanya semu semata namun tak sedikit orang yang lebih mementingkan dunia maya mereka di banding dengan dunia nyata. Hal ini pastinya akan mengurangi intensitas sosialisasi kita dengan orang lain. Lalu apakah kita hanya akan tinggal diam dengan kenyataan ini? Apakah kita mau hidup kita terengut oleh perkembangan teknologi yang semakin tak terbendung. Tentunya ini menjadi suatu perhatian untuk kita, apakah teknologi yang kita nikmati sekarang membantu atau malah membunuh?
Comments
0 Comments

0 komentar:

ihdizein. Powered by Blogger.