Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Saturday, October 19, 2013

Menjadi Bebek



Sumber :http://skyduckindonesia.blogspot.com
      Teman, kita pasti mengenal bebek. Lalu apakah yang terbesit dalam pikiran teman ketika melihat bebek? apa bentuk mereka yang seperti angka dua, karakter kartun terkenal donal bebek, barisan bebek atau malah bebek bakar. Hehe... tak salah memang ketika kita mendengar kata bebek pikiran kita langsung tertuju pada berbagai hal diatas. Namun apakah teman tau bahwa ternyata ada satu hal yang jika kita perhatikan dari Bebek ternyata didalamnya terkandung sebuah filosofi yang sangat bermanfaat bagi diri kita. Awalnya sayapun juga tak pernah menyadari hal itu Malahan dosen mata kuliah sketsa yang memberi taukan hal itu kepada saya. Namanya pak purwanto. semoga Allah selalu merahmati beliau.
       Jika kita memerhatikan bebek terutama saat sedang makan. Biasanya bebek makan di tempat yang bagi kita itu kotor. Seperti di got, comberan, genangan air hujan dan sebagainya. Namun kenapa walaupun bebek makan ditempat seperti itu tapi bebek tak merasakan sakit. Buktinya kita sebelum ini tak pernah mendengar berita ada bebek yang sakit diare setelah mekan di selokan :) kenapa bebek bisa seperti itu?

      Ternyata setelah diteliti rupanya di bagian tengorokan bebek ada semacam organ yang berfungsi seperti filter atau penyaring. Jadi walaupun bebek makan ditempat yang kotor dan seolah apa yang bebek makan itu makanan kotor ternyata pada kenyataanya tak semua makanan yang masuk ke dalam mulut bebek masukan kedalam tubuhnya. Melainkan hanya sebagian saja yang dirasa itu bermanfaat bagi tubuh bebek. SubhanAlllah.....
      Teman dari sini kita bisa belajar dari bebek bahwa walaupun bebek makan di tempat yang kotor tapi bebek masih menyaring apa yang bermanfaat bagi tubuhnya dan sebaliknya. Begitupun bagi kita. Kita sebagai mahluk sosial pasti membutuhkan keberadaan orang lain. Karena hal itu kitapun tak henti untuk mencari lingkungan baru dan bertemu dengan orang-orang baru. Namun tak jarang kita terperangkap dalam lingkungan yang "kotor". 
       Meski kotor itupun bagi sebagian orang relatif. Namun di lingkungan seperti itulah kita "tak boleh lebih bodoh dari seekor bebk". Kita tak bisa memakan mentah-mentah apa yang ada di dalam lingkungan itu. Melainkan kita perlu semacam filter untuk mengambil mana yang baik dan mana yang kurang baik untuk kita. Meski begitu kitapun tak boleh melihat lingkunagan itu kotor atau bersih hanya dari covernya saja. Jangan sampai kita terjebak dalam pikiran negatif terhadap lingkungan itu. Karena bisa saja lingkungan kotor itu sudah menjadi "wajar". Alahasil jika kita tak bisa mengendalikan pikiran kita, kita bisa stres memikirkan lingkungan itu padahal lingkungan kotor itu sudah diangap "wajar". Mau apa?
berbaur tanpa perlu memebaur.
      
Comments
0 Comments

0 komentar:

ihdizein. Powered by Blogger.