Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Monday, December 19, 2011

IBU,DI HARI IBU


    Tanggal 22 desember,adalah hari ibu.aku sendiri tidak tau menggenai hari itu.yang ku tau itu adalah hari dimana seorang anak menggenang ibu mereka,sosok yang membesarkan mereka,sosok yang hanya memberi tak harap kembali,sosok yang tak kenal lelah dan masih banyak lagi.yang mungkin sampai di ujung tinta pun takan mampu menyelesaikanya kata tentang sosok seorang ibu,hari itu pasti anak akan ingat pada ibunya,begitu juga dengan ku.
     Aku dilahirkan  oleh ibuku,dibesarkan oleh ibuku,ibuku adalah sosok ibu yang tegas,tapi dengan ketegasanya itulah dia membesarkan aku dan kaka-kakaku.aku adalah anak terakhir dari 4 bersaudara,ke tiga kakaku yang bernama ifti,ika,irfa yang semua nama kami di awali dengan huruf  I.yang ku sendiri nga tau kenapa?bahkan ibuku sendiri nga tau kenapa?,tiap kali kutanya,hanya jawaban jangan tanya kenapa yang kudengar.
   Ku mulai bertanya pada diriku sendri apa yang akan ku berikan pada ibuku nanti?ku ingin sekali memberikanya sebuah mesin cuci supaya dia tidak usah repot-repot untuk mencucikan pakaian ku.tapi bagaiman mungikin ku memikirkan itu?,sedangkan cerahnya langit tak secerah hatiku,tapi malah mendung di rundung kesedihan.kesedihan akan permasalahan yang akan datang,aku masih galau tentang masalah ke depan yang akan segera datang,biaya pendidikanku yang sekian lama semakin mahal,di negeri yang gemah ripah loh jinawai ini.aku yang sekarang duduk di kelas 2 SMA dan paling nga ku harus melanjutkan ke perguruan tinggi,dari mana biaya itu?
      Ayah yang sudah tidak muda lagi harus bekerja keras untuk menggumpulkan rupiah demi rupiah untuk biaya makan dan pedidikan kami,aku ingin sekali seperti ayah,tapi Ayah tak ingin aku seperti dia,YA! dia inginkan aku lebih baik darinya.
aku ingin sekali punya pendapatan sediri,paling nga bisa membantu biaya pendidikan diriku sendiri,drngan itu baban ayah akan sedikit berkutang,
solusi yang baru ku temukan adalah bagaimana jadi orang pintar dalam bidang yang kurang bergengsi agar tidak banyak saingan nya dan yang utama tidak makan banyak biaya,aku ingin suatu saat nanti cerpen-cerpenku ini bisa dimuat di media cetak,ku bisa menjadi penulis terkenal,melebihi pnulis harry potter mungkin?
pokoknya apa yang sekarang bisa ku lakukan ku lakukan itu.
   tapi belum sempat ku membereskan imajinasiku itu,tiba-tiba terasa ada yang hangat jatuh ke pundaku,cepat-cepat aku menoleh tiba-tiba ku dapati butiran-butiran yang penuh kerutan itu.ada perassaan sesal menyelusup masuk kedalam dada,nafasku sesak,perih,sekejap ku rangkul ibuku yang berdiri mematung dengan sorotan mata yang sendu menatap penuh harap padaku,aku ingin bisa lebih baikdari kaka-kaka ku,ibu selalu berharap agar aku bisa berprestasi,bisa menjaga nama baik keluarga,bisa membantu mereka kelak suatu saat nanti.di setiap doanya ku yakin ibu selalu mendoakan anak-anaknya,tak peduli anak-anaknya mendoakan dia atau tidak.ibu selalu mempertanyakan cerpen-cerpenku,dia tidak ingin aku menyia-nyiakan waktu dan juga biaya yang dicari ayah dengan memeras keringat ku sia-siakan.
     Ku yakinkan ibu tentang niatku dan berjanji takan menyia-nyiakan biaya.ibu terharu dan menagis,tangisan kristal itu ku kantongi satu-persatu agar bisa kumakan tiap kali hati ini goyah dan menghadapi kesusahan.dan prestasi lah yang selalau ibu tekankan pada ku,tapi bukan berapa banyak gelar yang ku dapatkan atau berapa banyak yang kudapatkan,tapi bagaimana aku memandang hidup dan mengelola apa yang sudah ada supaya bisa bermanfaat bagi orang lain di sekitarku.ibu bukan hanya sebagai orang tuaku,lebih dari itu.ibu menjadi sumber inspirasiku,dan itu tidak ia tau,kalau banyak makna kehidupan yang ku serap darinya.

  inilah cerpen tentang rekaman peristiwa yang saling berkaintan sejak aku dilahirkan dari rahimnya.
 
Comments
0 Comments

0 komentar:

ihdizein. Powered by Blogger.