Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Friday, April 13, 2012

PANGGIL AKU BLOGGER


  
       Sudah hampir satu jam aku duduk di bangku belajarku ditemani segelas teh panas mencoba menulis semua kehidupanku di kertas, hari-hariku yang keras, kisah cinta yang pedas dan perasaanku yang was-was.
Tinta yang keluar dari dalam pena berirama dengan apa yang kurasa dalam hati ini ingin ku rubah semua kehidupan monoton penuh luka putus asa, tapi gimana caranya?
malam mingu ini terasa berbada dari malam mingu sebelumnya, malam ini tak muncul sedikitpun inspirasi untuku tulis. Yang menjadikanku tak tau harus menulis cerpen apa.Hanya satu paragraf pendek yang tertulis di kertas.

             Nama ku Ihdizein, teman-temanku biasa memangilku zen. Aku adalah anak terakhir dari empat bersaudara, aku tinggal bersama ibuku dan satu adik ponakanku. Aku dan kakaku sangat beruntung memiliki orang tua yang sangat perhatian kepada anak-ankanya.
Dulu setiap malam mingu ku isi dengan latihan menggambar, bukan menulis cerpen seperti ini. Itu karena dulu aku berkeingginan menjadi arsitek.
kadang setiap aku mengingat keinginan ku untuk menjadi arsitek inggatanku selalu tertuju pada sosok Ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta, walaupun penghasilanya tak seberapa ayah sanggat inginkan semua anaknya bisa lebih baik darinya. Walaupun ayah bekerja sebagai kuli bangunan tapi Ayahku sudah bisa membiayai kakaku kuliah sampai sarjana. Sekarang tinggal aku, anak terakhirnya. Ayah ingginkan aku menjadi seorang arsitek supaya aku bisa meneruskan pekerjaan yang lebih baik darinya.
                 Waktu aku masih kecil, Ayah sering mengajaku melihat pekerjanya, disana aku melihat perjuangan ayah yang begitu keras. Ayah yang bermandikan keringat karena mengaduk semen ditambah dengan panasnya sengatan matahari, Ayah yang membungkuk karena memikul beban pasir di pungungnya yang begitu berat, nafas Ayah yang kadang tersengkal kelelahan, tapi ayah tetap bertahan. Semua itu Ayah lakukan untuk melihat anak-anaknya bisa bahagia.
Itulah sebabnya ayah ingin aku menjadi arsitek supaya aku tidak merasakan apa yang ayah rasakan saat bekerja. Awalnya aku tidak keberatan menjadi arsitek. dan ku rasa aku cukup mampu untuk masuk jurusan arsitek. Aku cukup pintar mengambar dan nilaiku selalu masuk 10 besar.
tapi tak tega rasanya, melihat Ayah sekarang yang sudah nampak tua dan lemah, bahu yang dulu kekar kini kurus dan terbungkus. Melihat kondisi Ayah yang seperti itu, Ayah masih harus bekerja keras di jakarta untuk membiayai sekolahku.
aku jadi berpikir untuk menuliskan sebuah puisi dari sayful bahri. sebuah puisi yang menceritakan tentang ayah ku.
KULI BANGUNAN
dia bekerja membangun kembali rumah
di seberang rumah yang pintunya hilang
rumah yang atapnya sudah jadi lantai

kuli bangunan itu bekerja
diantara orang-orang yang nongkrong
dia berada di rumah itu
di dihibur mereka dengan.....

sebenarnya merekalah yang punya rumah itu
tapi mereka tak pernah masuk dan bobo di dalamnya
tak pernah menyapu lantai-lantainya kalau kotor
tak pernah menambal atapnya
mereka juga tak pernah menganti tiang penyanga yang lapuk
mereka cuma nongkrong-nongkrong di beranda

dan kuli bangunan itu
membangun kembali rumah mereka
padahal ia tak disuruh mereka
tak diminta memperbaikinya

sebab siapalah kuli bangunan itu
dia cuma buku kumpulan sajak
yang di bolak-balik mereka sambil tergelak
dia cuma buku kumpulan sajak ayahku.

inilah sedikit puisi untukmu ayah........

Terkadang aku merasa ragu apa aku benar ingin menjadi arsitek? sepertinya itu keinginan Ayahku, dengan menjadi arsitek berarti Ayah juga akan bekerja lebih keras lagi. Padahal aku sudah tak tega melihat beban berat yang di tangung Ayah sendiri.
                 Tapi terkadang aku juga ingin menjadi grafis desing. Keinginanku ini akibat aku dipilih sekolah untuk mewakili lomba desain grafis di unsoed.Dalam lomba itu aku melihat desain-desain poster dan iklan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya.OUT OF THE BOX banget. Disitu aku juga mendapatkan sedikit seminar tentang prospek kerja desain grafis kedepan yang di prediksi akan banyak peluang karena kedepan dunia periklanan akan berkembang pesat dan untuk membuat iklan, mereka membutuhkan jasa seorang grafis desain. Sejak saat itu aku mulai belajar corel draw dan foto shop di sekolah.
Tapi sayangnya untuk menguasai desain grafis harus banyak latihan, dan untuk latihan itu pastinya membutuhkan komputer atau laptop pribadi.
sepertinya aku mesti menghapus keinginanku menjadi grafis desain
tak tega rasanya menambah beban orang tuaku lagi, sudah di biyayain sekoalah aja udah Allhamdullilah.
                  Tiba-tiba saja aku berpikir untuk menjadi penulis, aku ingin seperti Helvy Tiana Rosa yang bercerita tentang metamorfosis sebuah kehidupan. Atau seperti pram yang berkisah tentang mimpi dan harapan yang membuatku ingin punya tulisan yang bisa membuat seseorang menjadi lebih baik. Aku ingin suatu saat nanti, saat membaca tulisanku orang akan menangis dan terpacu untuk melakukan yang lebih baik.                  Aku ingin menjadi pengarang gara-gara terpesona setelah membaca buku The Dream karangan paulo coelh  Buku ini bercerita tentang seorang anak gembala yang mengejar mimpinya untuk mempunyai peternakan yang besar. Untuk itu , Antiago, nama gembala tadi harus bekerja keras, mengalami kegagalan, santiago juga berkali-kali nyaris patah semangat. Tapi ia teringat mimpinya dan berusaha mengejar kembali mimpinya. Ada satu kalimat yang sangat berkesan untuku."Kalo kamu sendiri tidak percaya mimpimu bisa jadi kenyataan, bagaimana orang lain akan percaya?".
Selain buku The Dream aku juga sempat membaca kumpulan cerpen ketika cinta menemukanmu, dan juga cerita Zae hanan yang bilang kalo hidup ini adalah cerpen. Kita semua punya cerita sendiri lalu kenapa hanya disimpan di dalam hati atau di taruh di bawah bantal? kenapa tidak kita coba tuliskan? sejak saat itu ku mulai menulisakan kisah hidupku dalam sebuah cerpen. Ku ingat cerpen pertamaku yang cuma beberapa baris pendek. Pedek dan jelek banget. Kata yang bisa mengambarkan cerpen pertamaku itu, tapi namanya juga belajar, bukankah segala sesuatu dimulai tidak langsung sempurna? sama seperti waktu kita belajar berjalan. Kita pasti jatuh berkali-kali sebelum bisa berjalan.
Sejak saat itu ku mulai banyak membaca buku di perpustakaan untuk menambah kosa kata dan mencari inspirasi untuk aku tulis, kadang ku merasa perpustakaan sudah menjadi kantin ke-2 buatku. Karena saat istirahat ku lebih sering menghabiskan waktuku di perpustakkan, bukan  jajan di kantin, skalian menghemat juga dan uang jajanku bisa ku gunakan untuk pergi ke warnet memposting tulisan-tulisanku ini.
               Walau tadinya aku sangat tidak suka membaca. Aku hanya membaca komik naruto. Aku membaca buku ketika cinta menemukanmupun juga karena terpaksa. Hadiah dari seseorang untuku. Untuk menghargai pemberianya aku coba membaca buku itu, setelah aku baca ternyata banyak pesan yang bisa aku ambil dari buku itu, mulailah Aku membaca buku itu berkali-kali. selain itu Aku mulai membaca buku-buku lain di perpustakaan, seperti horison, langit masih biru, surat kecil untuk tuhan. Dan masih banyak lagi.
Pengarang favoritku adalah Helvy Tiana Rosa. selain cerpen karya Helvi Tiana Rosa ada banyak cerpen yang menurutku bagus. seperti sepengal kisah cinta karya Hibibirahman el shirazy, diary jadi saksi karya syamsa hawa, sampai mimpi-mimpi arieta karya Lutfi Retno Wahyudyanti.
Kadang aku sampai terharu oleh cerita  para pengarang tadi. Aku begitu terpesona dengan cara pengarang tadi bercerita.
                     Aku ingin seperti mereka.Pengarang-pengarang tadi. Bukunya banyak dibaca orang di seluruh dunia dan bisa membuat pembacanya terinspirasi untuk melakukan hal yang lebih baik.
Sejak kejadian itu aku mulai berlatih menulis, mulai dari menulis hal-hal yang aku alami sehari-hari, lalu mempostingnya ke blog. Hinga suatu saat nanti aku cukup berani untuk mengirimkan tulisanku ke majalah.
walaupun itu tak mudah, aku sering begadang sanpe larut malam untuk menyelesaikan tulisanku, malam mingupun aku luangkan waktuku untuk menulis.karna aku juga tidak mau kegiatan menulisku sampai mengangu kegiatan belejarku dan sepertinya aku juga harus melewatkan sesi pacaranku.sebuah pengorbanan yang mungkin nanti akan terbayar lunas.
                   Aku juga Allhberterimakasih kepada orang-orang yang selalu membantuku.
 Didi yang kadang meminjamkan nootbooknya ketika aku tidak punya uang untuk pergi ke warnet.
 Pak Rifki  yang membantuku saat blogku ada masalah.
 Pak Mei yang selalu mensupportku untuk aku menulis saat aku hampir menyerah.
 Teman-teman yang bersedia kisahnya ku tulis saatku tak punya lagi kisah untuk ku tulis.
                  Dan Allahamdulillah, selama satu tahun lebih aku menjadi blogger aku sudah memetik hasilnya. aku sudah di bayar oleh adsens, walaupun tak seberapa. Tapi aku berusaha untuk mensyukurinya.mudah-mudahan dengan aku mensukuri Allah akan menambahkan nikmatnya.Ammin
Comments
0 Comments

0 komentar:

ihdizein. Powered by Blogger.