Illustrator + Writter + Visual dakwah

Total Pageviews

Saturday, October 12, 2013

Selagi Bisa


   
















     
Sholat. Pernah dengar kata itu? pasti sudah tak asing lagi di terlinga kita. Rasanya sudah ribuan kali kita mendengarnya. Dari mulai orang tua yang waktu kecil setia setiap saat untuk menasehati kita, guru agama, ustadz, teman, bahkan pacar sekalipun. Saya sendiri juga sering mendengarnya terutama dari mantan " shollat dulu ya cyank". hehehe....
      Tapi yang menjadi pertanyaan kemudian bagi saya adalah apakah sudah melaksanakanya? kalo untuk melaksankanya Allhamdulillah sudah. Namun untuk merasakan apa itu khusyu saya masih "kadang-kadang".  

      Aneh memang sering kali saya merasa lebih banyak berpikir saat saya shollat dibanding saat saya melakukan kegiatan yang bersifat keduniawian. Bahkan kalian pernah enggak misalnya lupa menaruh sesuatu kemudian malah ingget naruhnya waktu shollat? Itu bisa menjadi satu kejadian "ajaib" yang kita alami atau malah bisa menjadi pertanda bahwa shollat kita belum khusyu. 
       Saya sendiri juga menyadari untuk bisa khusyu itu tak mudah, rasanya terlalu banyak file yang terisi di pikiran kita sehingga untuk bisa berkonsentrasi hanya pada Allah saat kita shollat itu bisa dibilang tak mudah. 
       Tapi saya sering merasa aneh dan bahkan iri saat saya melihat orang-orang yang sudah lanjut usia melaksanakan shollat. Rasanya mereka begitu tenang, khusu, dan menikmati setiap detik shollat mereka. Apakah ini karena usia mereka? Iya mungkin itu. Bagi kita yang masih mudah kita terlalu terobsesi terhadap berbagai urusan sehari-hari. 
       Lain halnya dengan mereka yang sudah lanjut usia, mereka sudah tak lagi memikirkan lagi bagaimana manadapatkan IP bagus, masa depan mereka gimana, rezeki mereka gimana, jodoh mereka siapa namun saya rasa hanya ada satu yang ada dalam pikiran mereka yaitu "mati". Itu mengigat umur mereka yang sudah tak muda lagi.
       Berbeda dengan kita yang masih muda dan masih berpikir umur kita masih panjang. padahal kita tau pasti bahwa mati bisa datang kapanpun dan dimanapun. ke irian saya pada mereka bukan hanya dalam melaksanakan shollat namun berlanjut pada saat shollat berjamaah mereka. Entah kenapa saat saya shollat jamaah di masjid atau mushola kebanyakan yang saya lihat adalah manusia-manusia lanjut usia bukan anak-anak muda. 
     Bahkan diantara mereka ada yang "maaf" sudah kesulitan berjalan namun begitu mereka masih melangkahkan kaki mereka menuju ke masjid ataupun mushola. Lantas bagaimana dengan kita yang masih leluasa bisa berjalan namun kadang saat adzan berkumandang kita masih disibukan dengan urusan masing-masing. Apakah kita harus menggu sampai kaki kita diambil untuk berjalan memenuhi pangilanya?

Comments
0 Comments

0 komentar:

ihdizein. Powered by Blogger.